Musim Liga 1 2025/26 diprediksi menjadi salah satu musim paling kompetitif dalam satu dekade terakhir. Tiga tim promosi Liga 1 yaitu PSIM Yogyakarta, Bhayangkara Presisi Lampung FC, dan Persijap Jepara hadir dengan ambisi besar dan strategi matang. Update klasemen dan performa mereka bisa diakses melalui situs klasemenliga1.id.
Promosi ini menjadi hasil dari perjuangan panjang di Pegadaian Liga 2 2024/25 yang berlangsung ketat. PSIM menjadi juara setelah menaklukkan Bhayangkara 2-1 di final. Sementara itu, Persijap merebut tiket terakhir lewat kemenangan 1-0 atas PSPS Pekanbaru dalam laga play-off.

Masing-masing klub membawa identitas daerah dan loyalitas suporter yang kuat. Mereka bukan hanya pendatang baru, tetapi juga kekuatan potensial yang siap mengubah peta persaingan Liga 1.
1. PSIM Yogyakarta
PSIM Yogyakarta merupakan salah satu klub tertua di Indonesia. Klub ini berdiri pada 1929 dan memiliki sejarah panjang di dunia sepak bola nasional. Setelah 18 tahun absen, PSIM akhirnya kembali ke kasta tertinggi.
Di Liga 2 musim lalu, PSIM tampil konsisten sejak fase grup hingga partai final. Pelatih Lestiadi membawa permainan disiplin dan efektif yang sulit ditembus lawan. Gol-gol penting dari Rafinha membawa PSIM unggul di banyak pertandingan penting.
Saat ini PSIM sedang menyusun kekuatan baru. Mereka tengah mencari pelatih kepala berpengalaman dan mempertahankan pemain pilar seperti Rafinha dan Rangga Muslim. Klub juga gencar menyeleksi pemain dari Liga 1 dan luar negeri untuk memperkuat lini tengah dan pertahanan.
Manajemen PSIM telah memenuhi seluruh aspek lisensi klub profesional dari PSSI. Ini mencakup infrastruktur stadion, keuangan, akademi, dan sistem digitalisasi klub. PSIM juga tengah meningkatkan kapasitas Stadion Mandala Krida agar memenuhi standar kompetisi Liga 1.
Brajamusti dan The Maident dipastikan akan menciptakan atmosfer luar biasa saat laga kandang. Kembalinya PSIM Yogyakarta menjadi penanda bahwa klub tradisional masih mampu bersaing di era sepak bola modern.
2. Bhayangkara Presisi Lampung FC
Bhayangkara FC hanya butuh satu musim untuk kembali ke Liga 1 setelah degradasi. Performa mereka di Liga 2 musim lalu cukup dominan, terutama dalam fase grup dan semifinal.
Musim depan, Bhayangkara hadir dengan wajah baru sebagai Bhayangkara Presisi Lampung FC. Klub ini resmi pindah markas ke Stadion Sumpah Pemuda dan mengusung misi membangun basis suporter lokal di Provinsi Lampung.
Skuad Bhayangkara memiliki perpaduan pemain muda dan berpengalaman. Nama-nama seperti Muhammad Ferarri, Firza Andika, hingga Septian David Maulana dikaitkan dengan klub ini. Selain itu, klub tengah mengincar beberapa pemain Timnas senior untuk mengangkat daya saing tim.
Manajemen Bhayangkara memiliki struktur organisasi yang profesional. Tim analisis, pelatih fisik, dan pengembangan akademi berjalan sinergis. Klub ini menargetkan bertahan di papan tengah pada musim pertamanya kembali ke Liga 1.
Identitas baru Bhayangkara Presisi Lampung FC menjadi upaya menyatu dengan masyarakat lokal. Klub ingin memperkuat koneksi dengan pendukung dan membangun budaya sepak bola yang inklusif di Lampung.
3. Persijap Jepara
Persijap Jepara adalah simbol semangat kebangkitan klub daerah dari bawah. Setelah beberapa musim berkutat di Liga 2 dan sempat hampir terdegradasi, mereka sukses menembus Liga 1 lewat jalur play-off.
Kemenangan 1-0 atas PSPS Pekanbaru menjadi momen penting yang menghidupkan kembali harapan suporter Jepara. Lini belakang yang solid dan gol tunggal dari skema bola mati mengantarkan klub ini ke kasta tertinggi.
Manajemen Persijap menunjuk Rudy Eka Priyambada sebagai Direktur Teknik. Di bawah arahannya, klub mulai membentuk fondasi akademi dan struktur kepelatihan modern. Tim Elite Pro Academy dibentuk untuk mencetak talenta lokal yang bisa masuk tim utama.
Persijap juga sedang memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan daya tampung Stadion Gelora Bumi Kartini. Target klub adalah bertahan di Liga 1 setidaknya dua musim pertama sambil membangun model finansial berkelanjutan.
Dengan kombinasi antara semangat komunitas, pengelolaan profesional, dan semangat kompetitif, Persijap bukan hanya tim promosi, melainkan simbol dari potensi sepak bola daerah.
Siap Mengguncang Liga 1 2025
Ketiga tim promosi Liga 1 musim ini menambah warna dalam kompetisi yang selama ini didominasi klub-klub mapan. PSIM membawa nilai sejarah dan fanatisme tinggi. Bhayangkara menyodorkan model profesional dan perencanaan jangka panjang. Persijap menjadi perwakilan kekuatan komunitas yang tak bisa diremehkan.
Jika ketiganya mampu beradaptasi dengan cepat dan menyusun strategi efektif, mereka berpeluang merusak peta kekuatan tradisional Liga 1. Bahkan, tidak menutup kemungkinan ada kejutan seperti yang pernah dilakukan PSS Sleman atau Dewa United dalam musim debutnya.
Musim 2025/26 akan menjadi ajang pembuktian bahwa sepak bola Indonesia tidak hanya milik klub-klub besar. Tetapi juga ruang terbuka bagi mereka yang mampu membangun dengan fondasi kuat, strategi tepat, dan keterlibatan suporter yang aktif.






Tinggalkan komentar